Selasa, 08 Februari 2011

Invigorasi Benih untuk Memperbaiki Perkecambahan Kacang Panjang
 (Vigna unguiculata Hask. ssp.)



BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Bogor, mulai bulan September hingga Desember 2007.
Penelitian ini terdiri atas dua percobaan. Percobaan pertama untuk menentukan konsentrasi salinitas yang memberikan cekaman pada benih kacang panjang, yang selanjutnya digunakan sebagai media pada percobaan kedua. Percobaan kedua merupakan percobaan inti, yaitu pengaruh perlakuan invigorasi benih kacang panjang terhadap viabilitas pada cekaman salinitas.
Kedua percobaan dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap dua faktor dengan tiga ulangan. Pengujian dilakukan dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Pada percobaan pertama, faktor percobaan adalah
varietas kacang panjang yaitu varietas 777 dan Landung Super, dan konsentrasi NaCl pada media tanam yaitu 0% (kontrol), 0.25%, 0.5%, 0.75%, 1.0%, 1.25%, 1.5%, 1.75%, 2.0% (w/v) NaCl. Penanaman dilakukan dengan metode uji kertas digulung didirikan dalam plastik
(UKDdp), menggunakan lima lembar kertas merang ukuran folio yang dilembabkan dengan 50 ml larutan NaCl, konsentrasi sesuai perlakuan. Pengecambahan dilakukan dalam alat pengecambah benih tipe IPB 72-1. Benih yang telah dikecambahkan diamati dengan tolok
ukur daya tumbuh, indeks vigor, dan kecepatan tumbuh. Berdasarkan data tersebut ditentukan konsentrasi NaCl yang memberikan cekaman untuk digunakan sebagai media tanam cekaman salinitas pada percobaan kedua. Pada percobaan kedua, faktor percobaan adalah
varietas kacang panjang yaitu varietas 777 dan Landung Super, dan perlakuan invigorasi benih yaitu kontrol,
water soaking (perendaman dengan air), priming dengan pasir, matriconditioning dengan serbuk gergaji, osmoconditioning dengan CaCl2, osmoconditioning dengan NaCl, osmoconditioning dengan KCl, danosmoconditioning dengan KNO3.

1. Persiapan media

Larutan osmoconditioning dibuat dengan melarutkan garam untuk mendapatkan potensial osmotik -1.25 MPa yang diperoleh dengan konsentrasi 2.22 g/100ml CaCl2, 1.64 g/100ml NaCl, 2.07 g/100ml KCl atau 3 g/100ml KNO3 (Farooq et al., 2006). Serbuk gergaji dihaluskan dahulu, selanjutnya serbuk gergaji dan pasir diayak dengan saringan 1.0 mm, disterilisasi dengan oven pada suhu 103+2oC selama 3 jam, kemudian didinginkan dan dibiarkan hingga mencapai kadar air kesetimbangan dengan lingkungan. Media pasir dan serbuk gergaji dilembabkan hingga mencapai kondisi -1.25 MPa. Untuk mengetahui jumlah air yang harus ditambahkan pada media pasir dan serbuk gergaji, dilakukan pada kondisi kering udara dan pada kondisi -1.25 MPa. Untuk mendapatkan kondisi media pada -1.25 MPa digunakan pressure plate extractor. Jumlah air yang harus ditambahkan dihitung dengan modifikasi rumus Hor et al. (1984):

A = W x M1-M2 100-M2
Keterangan:
 A = jumlah air yang ditambahkan (g)
W = berat media pada -1.25 MPa (g)
M1 = kadar air pada -1.25 MPa (%)
M2 = kadar air kering udara (%)

2. Perlakuan Invigorasi

Setiap satu satuan percobaan menggunakan 75 butir (+12 g), yaitu 25 butir untuk pengamatan daya tumbuh, indeks vigor, dan kecepatan tumbuh, 25 butir untuk pengamatan panjang akar dan bobot kering kecambah normal, dan 25 butir untuk penentuan kadar
air. Rasio antara benih dengan media osmoconditining dan antara benih dengan air pada perlakuan perendaman air adalah 1:5 (w/v) (Farooq et al., 2006), sedangkan rasio benih dengan pasir adalah 1:10 (w/w) dan rasio benih dengan serbuk gergaji adalah 1:2 (w/w), sehingga seluruh permukaan benih bersentuhan dengan media.
Kadar air, berat media serta jumlah air yang ditambahkan ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kadar air, berat media dan berat air yang ditambahkan pada media
Perlakuan Pasir Serbuk Gergaji
Kadar air media pada -1.25 MPa (%) 1.7 65.7
Kadar air media kering udara (%) 0.2 11.6
Berat media pada -1.25 MPa untuk setiap satuan percobaan (g) 120 24
Berat media kering udara (g) 118.05 9.13
Jumlah air yang ditambahkan (g) 1.95 14.87
Bul. Agron. (36) (3) 214 – 220 (2008) 216 Invigorasi Benih untuk Memperbaiki …..
Perlakuan invigorasi dilaksanakan pada suhu kamar (26-280C) dengan potensial osmotik atau matrik - 1.25 MPa selama 20 jam, kecuali perlakuan perendaman
air (water soaking) benih direndam aquades selama 15 jam. Luas wadah perendaman + 84  
ketinggian air <1 cm, agar benih tetap mendapat cukup oksigen. Kadar air benih setelah invigorasi diukur berdasarkan bobot basahnya dengan metode oven suhu 103+2oC selama 17+1 jam. Setelah perlakuan invigorasi, benih dicuci dan dikeringanginkan selama 24
jam hingga mendekati bobot awal.

3. Penanaman

Benih yang telah diberi perlakuan invigorasi beserta kontrolnya ditanam dalam alat pengecambah benih IPB 72-1 dengan metode UKDdp pada cekaman salinitas, yaitu pada kertas merang yang dilembabkan dengan larutan NaCl konsentrasi 1%, berdasarkan hasil
yang diperoleh pada percobaan 1.

4. Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap kadar air benih setelah perlakuan invigorasi, daya tumbuh, kecepatan tumbuh, panjang akar, dan bobot kering kecambah normal. Daya tumbuh diukur berdasarkan jumlah persentase kecambah normal pada pengamatan hitungan pertama,
 3 hari setelah tanam (HST) dan hitungan kedua (5 HST). Kecepatan tumbuh diukur berdasarkan jumlah tambahan persentase kecambah normal setiap etmal (24 jam) selama kurun waktu perkecambahan. Indeks vigor, ditetapkan berdasarkan persentase jumlah kecambah normal pada pengamatan hitungan pertama (Copeland dan McDonald, 2001). Panjang akar dan bobot kering kecambah normal diukur pada akhir pengamatan
perkecambahan (5 HST). Total kecambah normal dibuang kotiledonnya, kemudian di-oven pada suhu 600C selama 3x24 jam, dan ditimbang bobot keringnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar