PERUBAHAN DALAM PENYULUHAN (CHANGES ON EXTENTION)
I. Pendahuluan
Tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian di kebanyakan negara adalah meningkatkan produksi pangan, dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan pangan yang semakin meningkat, dengan harga yang bersaing di pasar dunia. Bisa dimengerti bahwa pembangunan semacam itu harus berkelanjutan dan seringkali harus dilakukan
Peranan agen penyuluhan pertanian adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang mereka perlukan. Pendapat petani dan dan keputusannya berdasarkan kepada citra mereka tentang kenyataan hidup dan dugaan mereka terhadap konsekuensi tindakannya. Namun tindakan itu tidaklah selalu benar karena bayangan akan suatu kenyataan sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan itu sendiri, karenanya penyuluh pertanian membantu petani untuk berubah dan menghadapi kenyataan dan memberi mereka pengalaman, karena dari tindakan merekalah akan diperoleh konsekuensi yang diharapkan. Dengan seringnya mencapai konsekuensi sesuai yang diharapkan, petani jadi lebih baik penyesuaian dirinya dalam kehidupan.
Agen of changes
Petani mempunyai harapan dari cara agen penyuluhan membantunya, tapi atasan dari agen penyuluhan itu juga mengharapkan peranannya. Dengan demikian posisi agen penyuluhan berada ditengah-tengah dan akan mengalami kesulitan jika terjadi pertentangan antara kedua kelompok ini. Studi di Australia menyatakan bahwa petani lebih menyukai sumber informasi yang praktis, dapat menunjukan hasil rekonmendasi, dan merupakan pengetahuan khas setempat, serta memberikan gambaran tentang konskuensi ekonomis dari rekomendasi. Tidak begitu penting apakah informasi tersebut yang mutakhir atau bukan, yang penting secara teknis dapat di andalkan dan memberikan hasil yang memuaskan. Dari pengalaman tersebut mestinya seorang agen penyuluhan menguasi dan memahami kondisi keadaan situasi sosial setempat dan memenuhinya sesuai kebutuhan, meskipun disadari tidak semua agen perubahan (penyuluh) memiliki kemampuan tersebut, tapi bisa diupayakan.
II. Perubahan dan Penyuluhan (Changes and Extention)
A. Perubahan
Makna perubahan dalam Oxford Dictionary berarti make or become different yang artinya “adalah membuat atau menjadikan berbeda” tentunya berbeda dari sebelumnya apakah lebih baik atau malah sebaliknya lebih buruk. Untuk terjadinya perubahan pada khalayak sasaran (Petani) dari kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan secara teoritis dikenal ada beberapa model yang bisa digunakan, yaitu:
a. Model perubahan dari Goodenough, yang menekankan kerjasama antara agen pembaharu dengan warga masyarakat agar terjadi perubahan kebiasaan, sehingga dapat diadakan perubahan lingkungan masyarakat dalam hal ini lingkungan petani
b. Model perubahan tingkah laku dari Kunkel, yang menekankan terciptanya proses belajar dalam konteks sosial agar terjadi perubahan tingkah laku sehingga terjadi pembaharuan.
c. Model reformasi dari Niehoff, yang beranjak dari adanya gagasan atau rencana yang diperkenalkan oleh pembawa inovasi kepada warga masyarakat, sehingga dari interaksi tersebut akan terjadi integrasi baru.
d. Model orientasi proses dari Batten, yang menekankan pentingnya perubahan sikap dan tingkah laku, yang pada gilirannya menggugah partisipasi warga masyarakat untuk melaksanakan pembaharuan. Perubahan sikap dan tingkah laku dihasilkan oleh proses pendidikan dan pengorganisasian sebagai hasil komunikasi dan kerjasama pekerja agen perubah dengan warga masyarakat itu sendiri.
Dilihat dari mana sumber terjadinya perubahan, maka dikenal empat jenis perubahan sosial, yaitu:
a. Perubahan imanen tidak terinduksi, yaitu jika anggota sistem sosial menciptakan dan mengembangkan ide baru tanpa pengaruh dari luar.
b. Perubahan imanen terinduksi, yaitu jika anggota sistem sosial menciptakan dan mengembangakan ide baru dengan sedikit pengaruh dari pihak luar.
c. Perubahan kontak selektif, yaitu terjadi jika anggota sistem sosial terbuka pada pengaruh dari luar dan menerima atau menolak ide baru itu berdasarkan kebutuhan yang mereka rasakan sendiri.
d. Perubahan kontak terarah atau perubahan berencana, yaitu perubahan yang disengaja dengan adanya orang luar atau sebagian anggota sistem bertindak sebagai agen pembaharu yang secara intensif berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh lembaga dari luar.
Sistem pendidikan formal dan non formal termasuk di dalamnya kegiatan penyuluhan merupakan bentuk dari perubahan berencana. Di dalam perubahan berencana, yang sangat penting adalah dimensi waktu. Dengan perubahan berencana akan memungkinkan perubahan dapat cepat terjadi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Penyuluhan dapat juga dikelompokkan sebagai bagian dari bentuk perubahan kontak terarah atau perubahan berencana, karena di dalam penyusunan programnya selain memperhatikan dimensi waktu agar terjadi perubahan sebagaimana diharapkan juga didasarkan atas keadaan dan kebutuhan dari khalayak sasaran.
perubahan penyuluhan per-tanian akan selalu terkait dengan keempat faktor yang akan dikemuka-kan berikut ini (Rivera & Gustafso n, 1991):
a. Iklim ekonomi dan Politik
Sejak krisis ekonomi dan politik melanda beberapa negara pada akhir abad20, banyak negara yang tidak lagi mampu membiayai kegiatan publik di tengah-tengah tuntutan demokratisasi. Karena itu, kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan seca-ra lebih efisien untuk dapat melayani kelompok sasaran yang lebih luas, dan di lain pihak, pemerintah akan lebih banyak menyerahkan kegiatan penyuluhan kepada pihak swasta.
b. Konteks sosial di wilayah pedesaan
Di masa depan, masyarakat pedesaan relatif berpendidikan, lebih banyak memperoleh informasi dari media masa serta terbuka dari isolasi geograpis, lebih memiliki aksesi-bilitas dengan kehidupan bangsanya sendiri dan dunia internasional. Karena itu, penyuluh-an pertanian harus mampu menjawab tantangan pertumbuhan penduduk, meningkatnya urbanisasi, perubahan aturan/kebijakan, persyaratan pasar, serta kebutuhan masyarakat akan beragam layanan seperti: pelatihan, spesialisasi, pelatihan kompetensi dan bentuk-bentuk organisasi (Moris, 1991). Sehubungan dengan itu, penyuluhan pertanian di masa depan harus meninggalkan mono-poli pemerintah sebagai penyelenggara penyuluhan, mampu melayani beragam kelompok-sasaran yang berbeda, tidak saja terkait dengan keragaman kategori adopternya, tetapi juga yang terkait dengan aksesibilitas pasar, derajat komersialisasi serta ketergantungannya pada usahatani untuk perbaikan penda-patan dan kesejahteraannya.
c. Sistem Pengetahuan
Terjadinya perubahan politik yang berdampak pada debiro-kratisasi, desentralisasi (pelimpahan kewenangan) dan devolusi (penyerahan kewenangan) kepada masyarakat lokal, juga akan berimbas pada pengembangan usahatani yang memiliki spesifi-kasi lokal. Pengakuan terhadap pentingnya spesifikasi lokal, harus dihadapi dengan pengakuan penyuluh terhadap kemampuan petani, pengalaman petani, penelitian yang dilakukan petani, serta upaya-upaya pengembangan yang dilakukan. Oleh sebab itu, penyuluh harus menjalin hubungan yang partisipatip dengan kelompok sasarannya, khususnya dalam pemanfaatan media-masa untuk menunjang kegiatan penyuluhan di wilayah-kerjanya.
d. Teknologi Informasi
Perkembangan telekomunikasi dan penggunaan komputer pribadi/ PC akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan penyuluhan per-tanian di masa depan. Kelompok sasaran yang memiliki kemam-puan memanfaatkan teknologi informasi/IT akan relatif lebih independen. Dengan demikian, fungsi penyuluh tidak lagi “menyampaikan pesan” melainkan lebih bersifat fasilitatif dan konsultatif, dan karena itu akan menuntut jalinan interaksi partisipatip yang semakin intensif dengan kelompok-sasarannya.
B. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk kongkrit dari pelaksanaan model-model perubahan khalayak masyarakat. Penyuluhan pada dasarnya adalah suatu sistem pendidikan non formal atau luar sekolah, bagi tua dan muda yang dilaksanakan dengan belajar sambil mengerjakan (learning by doing) agar khalayak sasaran berubah perilakunya, sehingga mau dan mampu berperan sesuai dengan kedudukannya, serta mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah terjadinya perubahan di dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagaimana yang diharapkan.
Dilihat dari metodenya atau cara mempertemukan penyuluh dengan khalayak sasaran yang disuluh dikenal ada tiga metode penyuluhan, yaitu:
a. Metode pendekatan masal. Metode ini tepat di dalam menggugah kesadaran dan ketertarikan khalayak sasaran terhadap suatu inovasi. Yang termasuk metode ini adalah ceramah atau rapat, siaran pedesaan, pertunjukan film, penyebaran brosur dan pameran.
b. Metode pendekatan kelompok. Metode ini tepat di dalam menumbuhkan kemampuan evaluatif atau penilaian dan dalam memberikan rangsangan pada khalayak sasaran penyuluhan agar mencoba suatu inovasi. Contoh dari metode ini adalah diskusi kelompok, kursus tani, demonstrasi plot (demplot), karyawisata, temu lapang.
c. Metode pendekatan perorangan. Metode ini tepat di dalam memberikan keyakinan kepada khalayak sasaran agar mau menerapkan suatu inovasi. Contoh dari metode ini adalah kunjungan rumah atau anjangsana, anjangkarya, surat-menyurat dan hubungan telpon.
Beberapa Metode Penyuluhan
a. Anjangsana, anjangkarya
Anjangsana adalah kunjungan ke rumah terutama pada tokoh tani agar mau menjadi penyuluh sukarela bagi anggota masyarakat di lingkungan pengaruhnya. Sedangkan anjangkarya adalah kunjungan ke lahan tani agar petani mampu melaksanakan contoh penerapan inovasi yang direkomendasikan.
b. Pertemuan umum, ceramah, diskusi
Pada pertemuan umum pesertanya campuran dan banyak, sedangkan informasinya tertentu untuk dipertimbangkan lagi dan dilaksanakan kemudian hari. Pada ceramah, pesertanya lebih homogen, baik dalam pengetahuan maupun kepentingannya. Materi yang disampaikan lebih spesifik dan lebih mendalam, dapat segera dipertimbangkan untuk pengadopsiannya. Pada diskusi, para pesertanya lebih terbatas dan terjadi tukar pendapat, baik pengetahuan maupun pengalamannya. Metode diskusi dipandang efektif dan efisien di dalam menumbuhkan kreativitas dan tanggungjawab dan mempercapat proses adopsi karena terjadi interaksi diantara anggota kelompok.
c. Demonstrasi cara dan hasil
Metode ini dapat mempertunjukkan cara-cara atau hasil dari cara tersebut yang dianjurkan dengan menggunakan teknologi baru. Demonstrasi cara bukan suatu percobaan tetapi suatu percontohan yang telah diyakini kebaikan dan keberhasilannya. Pada demonstrasi hasil dipertunjukkan hasil dari cara baru yang lebih meyakinkan dapat meningkatkan hasil dan cocok bagi daerah tersebut. Metode ini baik untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap dan menambah keterampilan peserta demonstrasi. Kegiatan ini memerlukan persiapan yang matang, baik tempat, waktu maupun sarana penunjangnya.
d. Karyawisata atau widiawisata
Metode ini adalah metode kelompok yang berkarya sambil berwisata atau menambah ilmu sambil berwisata. Tajuannya adalah memahami sesuatu cara usahatani yang berhasil di daerah lain yang kondisi alamnya identik dengan keadaan alam tempat asal para peserta widiawisata.
e. Kursus tani
Metode ini adalah proses belajar mengajar di ruangan kelas dan di lapangan dengan pendekatan kelompok, biasa terhadap tokoh-tokoh tani atau orang yang dianggap potensial untuk bisa menyebarkan inovasi pada anggota yang lainnya. Dari hasil belajar mereka diharapkan dapat menerapkan di lingkungannya agar dapat dicontoh oleh petani disekitarnya.
f. Pameran
Metode pameran adalah untuk memperlihatkan secara sistematis tentang model, contoh, barang, peta, grafik, gambar benda hidup sebagai hasil dari suatu kegiatan yang dianjurkan. Pameran meliputi tiga tahap maksud komunikasi, yaitu: menarik perhatian, menggugah hati, dan membangkitkan keinginan.
g. Siaran melalui radio
Metode ini ditujukan khusus kepada petani dan keluarganya yang dapat mendengarkan acara siaran melalui radio dengan topic-topik pembicaraan tertentu. Agar metode ini lebih efektif, sebaiknya dikembangkan melalui pembinaan kelompok pendengar yang melakukan diskusi kelompok di tempat kediamannya.
h. Kampanye
Kampanye biasanya dilakukan dalam satu wilayah dan jangka waktu tertentu apabila terdesak untuk melakukan sesuatu bagi kepentingan masyarakat. Syarat agar kegiatan tersebut berhasil, maka kampanye harus bermata acara tunggal dan dilancarkan sebagai jawaban terhadap masalah yang dihadapi bersama oleh sebagian besar petani.
III. Kesimpulan
Perubahan (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Petani) maupun perubahan sistem dan individu penyuluh pertanian itu sendiri mutlak dilakukan, karena perubahan akan selalu terjadi, diperlukan kompetensi yang baik (penyuluh) untuk memahami situasi dan kondisi sosial petani dan inovasi teknologi informasi agar terjadi perubahan pada petani secara khusus dan pertanian secara umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar