Rabu, 09 Februari 2011

Kekuatan dan Perubahan


kekuatan dan perubahan penyuluhan pertanian akan selalu terkait dengan keempat hal yang akan dikemuka-kan berikut ini (Rivera & Gustafson, 1991):
(1) Iklim ekonomi dan Politik
Sejak krisis ekonomi dan politik melanda beberapa negara pada akhir abad 20, banyak negara yang tidak lagi mampu membiayai kegiatan publik di tengah-tengah tuntutan demokratisasi.
Karena itu, kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan seca-ra lebih efisien untuk dapat melayani kelompok sasaran yang lebih luas, dan di lain pihak, pemerintah akan lebih banyak menyerahkan kegiatan penyuluhan kepada pihak swasta.
(2) Konteks sosial di wilayah pedesaan
Di masa depan, masyarakat pedesaan relatif berpendidikan, lebih banyak memperoleh informasi dari media masa serta terbuka dari isolasi geograpis, lebih memiliki aksesi-bilitas dengan kehidupan bangsanya sendiri dan dunia internasional. Karena itu, penyuluh-an pertanian harus mampu menjawab tantangan pertumbuhan penduduk, meningkatnya urbanisasi, perubahan aturan/kebijakan, persyaratan pasar, serta kebutuhan masyarakat akan beragam layanan seperti: pelatihan, spesialisasi, pelatihan kompetensi dan bentuk-bentuk organisasi (Moris, 1991). Sehubungan dengan itu, penyuluhan pertanian di masa depan harus meninggalkan mono-poli pemerintah sebagai penyelenggara penyuluhan, mampu melayani beragam kelompok-sasaran yang berbeda, tidak saja terkait dengan keragaman kategori adopternya, tetapi juga yang terkait dengan aksesibilitas pasar, derajat komersialisasi serta ketergantungannya pada usahatani untuk perbaikan penda-patan dan kesejahteraannya.
(3) Sistem Pengetahuan
Terjadinya perubahan politik yang berdampak pada debiro-kratisasi, desentralisasi (pelimpahan kewenangan) dan devolusi (penyerahan kewenangan) kepada masyarakat lokal, juga akan berimbas pada pengembangan usahatani yang memiliki spesifi-kasi lokal. Pengakuan terhadap pentingnya spesifikasi lokal, harus dihadapi dengan pengakuan penyuluh terhadap kemampuan petani, pengalaman petani, penelitian yang dilakukan petani, serta upaya-upaya pengembangan yang dilakukan. Oleh sebab itu, penyuluh harus menjalin hubungan yang partisipatip dengan kelompok sasarannya, khususnya dalam pemanfaatan media-masa untuk menunjang kegiatan penyuluhan di wilayah-kerjanya.
(4) Teknologi Informasi
Perkembangan telekomunikasi dan penggunaan komputer pribadi/ PC akan sangat berpengaruh terhadap kegiatan penyuluhan per-tanian di masa depan. Kelompok sasaran yang memiliki kemam-puan memanfaatkan teknologi informasi/IT akan relatif lebih independen. Dengan demikian, fungsi penyuluh tidak lagi “menyampaikan pesan” melainkan lebih bersifat fasilitatif dan konsultatif, dan karena itu akan menuntut jalinan interaksi partisipatip yang semakin intensif dengan kelompok-sasarannya.
PENDEKATAN SOSIAL, MODEL PERUBAHAN dan PENYULUHAN
Pendekatan Sosial
Mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKNM sebagai bagian dari anggota lembaga pembaharu, yaitu perguruan tinggi tempat dimana menempuh strudinya tentunya harus menyadari dari sejak awal bahwa untuk keberhasilan kegiatan KKNMnya, haruslah mampu untuk menjalin komunikasi atau melakukan pendekatan terhadap khalayak masyarakat sasarannya. Pendekatan sosial di sini dimaksudkan adalah pendekatan yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap khalayak masyarakat di tempat KKNM dilakukan, sehingga mahasiswa tersebut mampu untuk menjalin komunikasi dan menumbuhkan partisipasi dari masyarakat sasaran kegiatan KKNM.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam melaksanakan pendekatan terhadap masyarakat ini, yang utama adalah bahwa masyarakat sasaran harus dijadikan subjek dan bukan objek dari kegiatan yang akan dilakukan di dalam KKNM. Oleh karenanya masyarakat harus sebanyak mungkin dan sejauh mungkin dilibatkan dalam kegiatan, termasuk dalam proses perencanaan program.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah mahasiswa harus sebanyak mungkin berusaha untuk dekat dengan masyarakat, yaitu dengan melihat berbagai kesamaan dirinya dengan masyarakat. Di samping itu agar dapat tumbuh komunikasi yang efektif, maka mahasiswa tersebut harus berusaha memupuk kemampuan dirinya dalam berempati terhadap sasaran, sehingga dapat mengenal dengan lebih baik kebutuhan, sikap, kepercayaan dan norma-norma dari sasaran. Di dalam rangka memperoleh pengakuan dan dukungan dari masyarakat, maka mahasiswapun haruslah dapat menjalin atau mendekati orang-orang yang ditokohkan atau yang menjadi pemimpin opini di masyarakat, baik yang berasal dari lembaga formal seperti kepala desa, ketua BPD atau ketua LKMD maupun dari tokoh-tokoh informal. Selanjutnya di dalam memperlancar pelaksanaan kegiatan KKNM yang akan dilakukan, maka mahasiswa harus pula dapat mengenal dan mengapresiasi para petugas dari dinas instansi terkait yang ada di desa dimana KKNM dilaksanakan.

Model Perubahan
Untuk terjadinya perubahan pada khalayak sasaran dari kegiatan KKNM yang akan dilakukan secara teoritis dikenal ada beberapa model yang bisa digunakan, yaitu:
1. Model perubahan dari Goodenough, yang menekankan kerjasama antara agen pembaharu dengan warga masyarakat agar terjadi perubahan kebiasaan, sehingga dapat diadakan perubahan lingkungan masyarakat.
2. Model perubahan tingkah laku dari Kunkel, yang menekankan terciptanya proses belajar dalam konteks sosial agar terjadi perubahan tingkah laku sehingga terjadi pembaharuan.
3. Model reformasi dari Niehoff, yang beranjak dari adanya gagasan atau rencana yang diperkenalkan oleh pembawa inovasi kepada warga masyarakat, sehingga dari interaksi tersebut akan terjadi integrasi baru.
4. Model orientasi proses dari Batten, yang menekankan pentingnya perubahan sikap dan tingkah laku, yang pada gilirannya menggugah partisipasi warga masyarakat untuk melaksanakan pembaharuan. Perubahan sikap dan tingkah laku dihasilkan oleh proses pendidikan dan pengorganisasian sebagai hasil komunikasi dan kerjasama pekerja agen perubah dengan warga masyarakat itu sendiri.
Dilihat dari mana sumber terjadinya perubahan, maka dikenal empat jenis perubahan sosial, yaitu:
1. Perubahan imanen tidak terinduksi, yaitu jika anggota sistem sosial menciptakan dan mengembangkan ide baru tanpa pengaruh dari luar.
2. Perubahan imanen terinduksi, yaitu jika anggota sistem sosial menciptakan dan mengembangakan ide baru dengan sedikit pengaruh dari pihak luar.
3. Perubahan kontak selektif, yaitu terjadi jika anggota sistem sosial terbuka pada pengaruh dari luar dan menerima atau menolak ide baru itu berdasarkan kebutuhan yang mereka rasakan sendiri.
4. Perubahan kontak terarah atau perubahan berencana, yaitu perubahan yang disengaja dengan adanya orang luar atau sebagian anggota sistem bertindak sebagai agen pembaharu yang secara intensif berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh lembaga dari luar.
Sistem pendidikan formal dan non formal termasuk di dalamnya kegiatan penyuluhan merupakan bentuk dari perubahan berencana. Di dalam perubahan berencana, yang sangat penting adalah dimensi waktu. Dengan perubahan berencana akan memungkinkan perubahan dapat cepat terjadi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. KKNM dapat dikelompokkan sebagai bagian dari bentuk perubahan kontak terarah atau perubahan berencana, karena di dalam penyusunan programnya selain memperhatikan dimensi waktu agar terjadi perubahan sebagaimana diharapkan juga didasarkan atas keadaan dan kebutuhan dari khalayak sasaran, mahasiswa adalah orang di luar sistem sosial yang dapat berperan sebagai agen pembaharu.

Penyuluhan
Salah bentuk kegiatan yang secara nyata dapat dilakukan oleh mahasiswa di dalam melaksanakan KKMnya adalah penyuluhan. Penyuluhan merupakan salah satu bentuk kongkrit dari pelaksanaan model-model perubahan khalayak masyarakat. Penyuluhan pada dasarnya adalah suatu sistem pendidikan non formal atau luar sekolah, bagi tua dan muda yang dilaksanakan dengan belajar sambil mengerjakan (learning by doing) agar khalayak sasaran berubah perilakunya, sehingga mau dan mampu berperan sesuai dengan kedudukannya, serta mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah terjadinya perubahan di dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagaimana yang diharapkan.
Dilihat dari metodenya atau cara mempertemukan penyuluh dengan khalayak sasaran yang disuluh dikenal ada tiga metode penyuluhan, yaitu:
1. Metode pendekatan masal. Metode ini tepat di dalam menggugah kesadaran dan ketertarikan khalayak sasaran terhadap suatu inovasi. Yang termasuk metode ini adalah ceramah atau rapat, siaran pedesaan, pertunjukan film, penyebaran brosur dan pameran.
2. Metode pendekatan kelompok. Metode ini tepat di dalam menumbuhkan kemampuan evaluatif atau penilaian dan dalam memberikan rangsangan pada khalayak sasaran penyuluhan agar mencoba suatu inovasi. Contoh dari metode ini adalah diskusi kelompok, kursus tani, demonstrasi plot (demplot), karyawisata, temu lapang.
3. Metode pendekatan perorangan. Metode ini tepat di dalam memberikan keyakinan kepada khalayak sasaran agar mau menerapkan suatu inovasi. Contoh dari metode ini adalah kunjungan rumah atau anjangsana, anjangkarya, surat-menyurat dan hubungan telpon.

Beberapa Metode Penyuluhan
1. Anjangsana, anjangkarya
Anjangsana adalah kunjungan ke rumah terutama pada tokoh tani agar mau menjadi penyuluh sukarela bagi anggota masyarakat di lingkungan pengaruhnya. Sedangkan anjangkarya adalah kunjungan ke lahan tani agar petani mampu melaksanakan contoh penerapan inovasi yang direkomendasikan.
2. Pertemuan umum, ceramah, diskusi
Pada pertemuan umum pesertanya campuran dan banyak, sedangkan informasinya tertentu untuk dipertimbangkan lagi dan dilaksanakan kemudian hari. Pada ceramah, pesertanya lebih homogen, baik dalam pengetahuan maupun kepentingannya. Materi yang disampaikan lebih spesifik dan lebih mendalam, dapat segera dipertimbangkan untuk pengadopsiannya. Pada diskusi, para pesertanya lebih terbatas dan terjadi tukar pendapat, baik pengetahuan maupun pengalamannya. Metode diskusi dipandang efektif dan efisien di dalam menumbuhkan kreativitas dan tanggungjawab dan mempercapat proses adopsi karena terjadi interaksi diantara anggota kelompok.
3. Demonstrasi cara dan hasil
Metode ini dapat mempertunjukkan cara-cara atau hasil dari cara tersebut yang dianjurkan dengan menggunakan teknologi baru. Demonstrasi cara bukan suatu percobaan tetapi suatu percontohan yang telah diyakini kebaikan dan keberhasilannya. Pada demonstrasi hasil dipertunjukkan hasil dari cara baru yang lebih meyakinkan dapat meningkatkan hasil dan cocok bagi daerah tersebut. Metode ini baik untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap dan menambah keterampilan peserta demonstrasi. Kegiatan ini memerlukan persiapan yang matang, baik tempat, waktu maupun sarana penunjangnya.
4. Karyawisata atau widiawisata
Metode ini adalah metode kelompok yang berkarya sambil berwisata atau menambah ilmu sambil berwisata. Tajuannya adalah memahami sesuatu cara usahatani yang berhasil di daerah lain yang kondisi alamnya identik dengan keadaan alam tempat asal para peserta widiawisata.
5. Kursus tani
Metode ini adalah proses belajar mengajar di ruangan kelas dan di lapangan dengan pendekatan kelompok, biasa terhadap tokoh-tokoh tani atau orang yang dianggap potensial untuk bisa menyebarkan inovasi pada anggota yang lainnya. Dari hasil belajar mereka diharapkan dapat menerapkan di lingkungannya agar dapat dicontoh oleh petani disekitarnya.
6. Pameran
Metode pameran adalah untuk memperlihatkan secara sistematis tentang model, contoh, barang, peta, grafik, gambar benda hidup sebagai hasil dari suatu kegiatan yang dianjurkan. Pameran meliputi tiga tahap maksud komunikasi, yaitu: menarik perhatian, menggugah hati, dan membangkitkan keinginan.
7. Siaran melalui radio
Metode ini ditujukan khusus kepada petani dan keluarganya yang dapat mendengarkan acara siaran melalui radio dengan topic-topik pembicaraan tertentu. Agar metode ini lebih efektif, sebaiknya dikembangkan melalui pembinaan kelompok pendengar yang melakukan diskusi kelompok di tempat kediamannya.
8. Kampanye
Kampanye biasanya dilakukan dalam satu wilayah dan jangka waktu tertentu apabila terdesak untuk melakukan sesuatu bagi kepentingan masyarakat. Syarat agar kegiatan tersebut berhasil, maka kampanye harus bermata acara tunggal dan dilancarkan sebagai jawaban terhadap masalah yang dihadapi bersama oleh sebagian besar petani.

Daftar Pustaka
Abdillah H. 1987. Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.
Belli, TB. 1991. Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung.
Faraz Umar. 1986. Tujuan dan Khalayak Sasaran Pengabdian pada Masyarakat. Pada Metodologi Pengabdian pada Masyarakat oleh Perguruan Tinggi. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Margono, S. 1986. Metodologi Pengabdian pada Masyarakat oleh Perguruan Tinggi. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Sugarda, T.J. dan R.S. Iskandar. 1980. Dasar-dasar Ilmu Penyuluhan Pertanian. Badan Penerbit dan Bursa Buku, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar