| I. PENDAHULUAN | |
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, jagung merupakan komoditas tanaman pangan kedua terpenting setelah jagung, berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke-3 setelah gandum dan padi. Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah banyak dibudidayakan oleh para petani. Jagung merupakan sumber makanan pokok pertama dan jagung sebagai sumber makanan pokok kedua setelah nasi. Walau demikian, jagung sangat banyak dibutuhkan untuk membuat pakan ternak ataupun untuk dibuat sebagai tepung tapioka. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan.
Jagung merupakan salah satu jenis makanan yang mengandung sumber hidrat arang dan memiliki kalori dan protein yang hampir sama dengan padi. Penyajian makanan/masakan dari jagung dapat dikombinasikan dengan bahan makanan lain sehingga dapat melengkapi zat makanan yang terkandung didalamnya.
Tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya dan banyak sekali gunanya. Oleh karena itu, hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, antara lain:
a) Batang dan daun muda: pakan ternak
b) Batang dan daun tua (setelah panen): pupuk hijau atau kompos
c) Batang dan daun kering: kayu bakar
d) Batang jagung: lanjaran (turus)
e) Batang jagung: pulp (bahan kertas)
f) Buah jagung muda (putren, Jw): sayuran, bergedel, bakwan, sambel goring
g) Biji jagung tua: pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil.
Selain itu, komoditas jagung semakin banyak dibudidayakan secara komersial, hal ini terbukti dengan adanya daerah-daerah sentra penanaman jagung seperti di Pulau Jawa (Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah), Sulawesi Utara, Kalimantan, NTT, dan Maluku. Untuk itu, produksi jagung dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini dapat berperan sekali terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan masyarakat luas baik untuk dikonsumsi sebagai sayur maupun untuk memenuhi kebutuhan pedagang besar atau agroindustri.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, jagung menjadi semakin banyak dibutuhkan. Peningkatan kebutuhan ini merupakan ladang emas bagi petani jagung. Namun, hal tersebut tidak terwujud sampai saat ini. Oleh karena itu teknik budidaya jagung harus ditingkatkan. Dengan demikian, alangkah baiknya usaha budidaya jagung harus ditingkatkan dengan baik dan maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional.
1.2 Tujuan
Tujuan kegiatan paktikum teknik produksi tanaman serealia komoditas jagung adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengamati pertumbuhan tanaman jagung mulai dari persiapan penanaman hingga panen.
2. Mahasiswa dapat mengetahui teknik budidaya dan mengidentifikasi hama penyakit pada tanaman jagung secara langsung dilapangan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung.
4. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat dikelas dengan praktikum dilapangan.
5. Mahasiswa dapat menganalisis kelebihan dan kelemahan teknis pengelolaan budidaya jagung.
| II. TINJAUAN PUSTAKA | |
2.1 Botani
Tanaman jagung termasuk golongan tanaman semusim dan berasal dari famili Gramineae. Tanaman ini mudah dikenal oleh siapapun karena jagung mudah dijumpai dimana saja. Selain itu tanaman ini sangat familiar karena peranannya yang penting terhadap pemenuhan karbohidrat dan sebagai tanaman pangan ke-2 terpenting setelah tanaman jagung.
a. Taksonomi Tanaman Jagung
Sistematika tanaman jagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermartophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminae
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
b. Morfologi Tanaman Jagung
Bagian-bagian tanaman jagung dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Akar
Akar tanaman jagung terlebih dahulu tumbuh dari ujung biji sebelah bawa, yaitu dekat tempat ujung biji menempel pada jenggel, akar ini dinamakan akar “temporer” atau akar sederhana, yang berfungsi untuk mempertahankan berdirinya kecambah dalam waktu yang tidak lama, Akar permanen muncul pada umur tanaman 6-10 hari setelah tanam. Akar permanen ini tumbuh dari bawah sekitar 2.5 cm dari permukaan tanah. Pada mulanya akar permanent tumbuh lateral sampai kira-kira umur 9-12 hari setelah tanam, kemudian setelah akar tumbuh ke bawah. Ada 4 macam akar yang dihasilkan atau terdapat pada tanaman jagung yaitu:
•
Akar tunggang atau utama yang keluar dari pangkal batang berjumlah antara 20 -30.

• Akar lateral berjumlah akar yang tumbuh pada bagian akar utama, jumlahnya mencapai ratusan untuk tiap akar utamanya dengan panjang 2,5-25 cm.
• Bulu-bulu akar halus yang terdiri dari satu sel dan dengan jumlah yang tak terhingga. Bulu akar ini tumbuh dari ujung-ujung akar utama dan akar lateral.
• Akar rambut tumbuhnya sebentar, kemudian mati dan digantikan oleh akar rambut yang baru, atau pada daerah titik tumbuh akar. Akar rambut memiliki fungsi sebagai penghisap hara tanaman maupun air tanah dan tidak tumbuh lama seperti akar-akar lainnya.
2. Batang
Batang tanaman jagung sangat berbeda dengan batang tanaman jagung-jagungan lainnya, yaitu batang tanaman jagung berbentuk silindris dan padat (solid) sedangkan jagung-jagungan umumnya berlubang. Batang tanaman jagung terisi oleh teras, dimana didalam teras tersebut terdapat bekas-bekas pembuluh yang tidak beraturan. Di sebelah luar jumlah berkas pembuluh itu lebih banyak sehingga dapat menguatkan batang tanaman. Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah ruas biasanya 14 (antara 8-21). Tinggi batang berbeda-beda dari 90cm untuk varietas-varietas berumur genjah atau varietas yang berhabitus pendek, malah Pop Corn (Zea mays everta) tingginya hanya diantara 30-50 cm, sedangkan kebanyakan tanaman jagung mempunayai ketinggian antara 1,50-3 meter, kadang-kadang ada yang tingginya lebih dari 3 meter.
3. Anakan
Anakan atau tiller tumbuh di buku daun pertama. Tiap-tiap tanaman jagung mempunyai beberapa pucuk yang laten, yang sewaktu-waktu dapat tumbuh apabila keadaan lingkungan yang kurang baik; bila tidak, mereka akan tetap tinggal dormansi. Apabila tiller ini tumbuh dengan baik, ia akan mempunyai fungsi yang sama seperti batang utama.
4. Daun
Jumlah daun untuk tiap tanamannya berbeda-beda yaitu antara 8 sampai 48 dengan rata-rata 12-18 helai. Jagung yang berumur genjah pada umumnya berdaun banyak. Panjang daun pun berbeda-beda yaitu berkisar antara 30 dan 150 cm sedangkan lebarnya dapat mencapai 15 cm.Daun terdapat pada buku-buku batang dan terdiri dari 3 bagian yaitu kelopak daun:
• Kelopak daun pada umumnya membungkus batang secara keseluruhan, sehingga bukunya tertutup kelopak dan seringkali tidak tampak Karena kelopak daun melingkari batang.
• Lidah daun terletak diantara helaian daun dan kelopak daun yang sering disebut sebagai ligula yang berbulu dan berlemak. Ligula memiliki fungsi untuk mencegah air masuk ke dalam bagian antara kelopak daun dan batang.
• Helaian daun berbentuk memanjang dan terdapat ibu tulang daun, yagn diikuti dalam arah sejajar oleh tulang daun lainnya. Pada helaian bagian atas, terdapat sel-sel higroskopis atau sel-sel kipas.
5. Bunga
Tanaman jagung termasuk ke dalam tanaman yang berumah satu atau monoeucus; dimana bunga jantan dan bunga betina terletak terpisah dalam satu tanaman .
Bunga jantan atau staminate terapat pada malai yang terletak di ujung batang tanaman sebelah atas. Bunga ini keluar kira-kira tanaman telah mencapai setengah dari umur sejak mulai tumbuh sampai siap panen.
Bunga betina atau rambut pada tongkol dipandang sebagai cabang dari batang utama, dimana cabang tersebut mempunyai jumlah ruas yang sama dengan ruas batang utama. Bagian yang terpenting dari bunga betina adalah ovary atau pelindung sel telur yang dilindungi oleh semacam carpel yang tumbuh terus menjadi rambut (tangkai putik). Rambut ini akan tambah panjang dan berakhir di ujung tongkol yang digunakan untuk keperluan pembuahan yaitu digunakan pada saat tepung sari telah melekat pada pada rambut-rambut jagung tadi.
2.2 Varietas
Jenis jagung dapat dikelompokan menurut umur dan biji. Kelompok jagung menurut umur tanamannya adalah sebagai berikut :
1. Berumur pendek (genjah), 75- 90 hari. Contohnya Genjag Warangan, Genjah Kertas, Abimanyu dan Arjunna.
2. Berumur sedangan (tengahan), 90-120 hari. Contohnya Hibrida C1, Hibrida CP1, Hibrida CP2, Hibrida IPB4, Hibrida Pioneer 2, Malin, Metro, dan Pandu.
3. Berumur panjang, lebih dari 120 hari. Contohnya, Kania putih, Bastar, Kuning Bima dan Harapan.
Sedangkan kelompok jagung menurut bentuk biji dapat dibedakan menjadi :
1. Dent corn (Zea mays inderata)
Jagung ini disebut jagung gigi kuda karena bentuk biji seperti gigi kuda, pati yang keras menyelubungi pati yang lunak sepanjang tepi biji tetapi tidak sampai ke ujung.
2. Flint Corn (Zea mays indurata)
Jagung ini dinamakan jagung mutiara. Biji sangat keras, pati yang lunak sepenuhnya diselubungi oleh pati yang keras, tahan terhadap serangan hama gudang.
3. Sweet Corn (Zea mays sacharata)
Jagung ini disebut jagung manis. Endosperm berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut.
4. Pop Corn (Zea mays everta)
Jagung ini dikenal dengan nama jagung berondong. Biji sangat kecil, keras seperti halnya pada jagung flint, proporsi pati yang lunak lebih kecil disbanding tipr flint.
5. Flour Corn (Zea mays anylacea)
Jagung ini disebut dengan nama jagung bertepung. Endosperm hampir seluruhnya berisi pati yang lunak, biji yang sudah kering permukaannya berkerut.
6. Pod Corn (Zea mays aunicula)
Jagung ini disebut jagung polong. Tiap butiran biji diselubungi oleh polong atau kelobot yang memebntuk tongkol yang juga diselubung oleh kelobot. Jagung ini tidak digunakan untuk produksi.
7. Waxy Corn (Zea mays ceratina)
Jagung ini dinamakan jagung berlian. Biji berwarna buram, endosperm lunak pati mengandung arglopektin merupakan sumber energi terbaik untuk makanan ternak.
Pada paraktikum ini kami dari kelompok I mendapat varietas tanaman jagung BISI-16 adapun deskipsi dari varietas ini adalah sebagai berikut :
Golongan Varietas : Bersari Bebas
Umur Varietas Keluar Rambut : Kurang lebih 5 hari
Umur Panen : 85-90 hari
Daya Hasil : 5,0-6,0 ton/hektar pipilan kering
Batang : Tinggi sedang (medium) dan tegap
Daun : Panjang dan lebar
Warna daun : Hijau tua
Tongkol : Cukup besar dan silindris
Kedudukan tongkol : kurang lebih di tengah batang
Kelobot : tidak semua tongkol tertutup dengan baik
Biji : Umumnya Mutiara (Flint)
Warna biji : Kuning kadang-kadang terdapat 2-3 biji
Berwarna putih pada satu tongkol
Baris biji : Lurus dan rapat
Jumlah baris atau tongkal : 12-14 baris
Bobot 1000 butir : Kurang lebih 272 gram
Perakaran : Baik
Kerebahan : Cukup tahan
Ketahanan terhadap penyakit : Cukup tahan terhadap bulai jagung
Keterangan : Baik untuk dataran rendah
2.3 Pemupukan
Pemupukan diberikan juga pada saat pengolahan tanah adalah pupuk Urea 150 kg, TSP 175 kg, dan KCl 75 kg/hektar. Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar adalah:
- Pemupukan dasar setengah bagian pupuk Urea, 1 bagian TSP, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup dengan tanah
- Susulan I sebanyak setengah bagiannya lagi dari Urea pada umur 30 hari, 15 cm diparit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu ditutup dengan tanah.
| III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM | |
-
3.1 Bahan dan Metode
No | Bahan | No | Alat |
1 | Benih Jagung varietas BISI-16 | 1 | Cangkul |
2 | Pupuk NPK | 2 | Meteran |
3 | Tali plastik | 3 | Tugal |
4 | Kantong plastik | 4 | Neraca |
| | 5 | Ajir |
| | 6 | Koret |
| | 7 | Alat Tulis |
3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum teknologi produksi tanaman jagung adalah metode penjelasan teori di kelas dan praktikum di lapangan. Materi-materi yang didapat langsung dipraktikan dilapangan dan disana tanya jawab serta masalah-masalah yang ditemui di lapangan langsung dicari pemecahannya di kelas.
3.3 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum teknologi produksi tanaman serealia khusus tanaman jagung dilaksanakan dari tanggal 7 oktober sampai 6 januari 2011. Adapun tempat pelaksanaan praktikum adalah lahan praktek STPP Bogor Jurusan Penyuluhan Pertanian.
3.4 Pelaksanaan Kegiatan
Adapun kegiatan-kegiatan yang penulis laksanakan adalah mulai dari penyiapan lahan sampai panen, untuk lebih jelas dapat dilihat pada jadwal kegiatan yang terdapat dilampiran 1. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penyiapan Bahan Tanam
Benih jagung yang ditanam dalam kegiatan praktikum ini adalah varietas BISI-16. Benih jagung yang ditanam diperoleh dari toko pertanian tanpa melakukan pembenihan sendiri. Untuk benih jagung tidak dilakukan persemaian terlebih dahulu karena benihnya termasuk benih yang berukuran cukup besar sehingga tidak ada perlakuan benih dan ditanam langsung ke lapangan.
b. Pengolahan Tanah

c. Penanaman

Populasi Tanaman = Luas lahan / Jarak Tanam
= 65 m2/0.65x0.15 = 666 Tanaman

d. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman jagung adalah sebagai berikut
a) Penyulaman dan Penjarangan
Kegiatan penjarangan dilakukan bila ada dalam satu lubang tanam tumbuh 3 tanaman maka tanaman tersebut dikurangi. Penjarangan dilakukan pada umur 7-10 hari setelah tanam. Bersamaan dengan kegiatan penjarangan juga dilakukan penyulaman dengan cara mengganti tanaman yang tumbuh abnormal atau mati digantikan dengan benih baru yang sehat dan varietas yang sama. Penyulaman dilakukan pada umur 1-2 minggu setelah tanam.
b) Penyiangan

Adapun jenis gulma yang ditemukan tumbuh di areal pertanaman jagung adalah babadotan (Aregatum conyzoides L.), putri malu (Mimosa pudica), Jampang (Digitaria sp), teki (Cyperus rotundus L.), gelang (Portilaca oleracea L.), belulang (Eleusine indica), bayam duri (Amanthus spinous), dan semanggi (Marsiela crenata).
c) Pembumbunan
Pembumbuman dilakukan pada umur tanaman 14 hari setelah tanam atau bersamaan dengan penyiangan gulma. Hal ini bertujuan untuk memperkokoh batang tanaman jagung agar tidak roboh atau rebah. Pembumbuman dilakukan dengan cara membuat guludan sambil membumbum bagian pangkal batang jagung dengan tanah yang telah digemburkan, sehingga membentuk barisan memanjang searah tanaman jagung.
d) Pemupukan

Cara pemupukan yang dilakukan adalah dengan cara disimpan pada lubang pupuk dengan jarak antara batang tanaman dengan lubang pupuk 7cm, kemudian pupuk ditutup kembali dengan tanah.
e) Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
- Kumbang Katimumul (Holotrichia helleri Brsk.)
Uret menyerang akar sehingga pertumbuhan tanaman merana, uter juga menyerang kulit batang menyebabkan tanaman mati. Upaya pengendalian yang dilakukan adalah menangkap dan membunuh langsung kumbang yang ditemukan di areal pertanaman jagung.
- Ulat Daun
Ulat daun ini memakan daun jagung sehingga daun-daun berlubang-lubang tidak teratur.pengendalian dilakukan dengan cara menangkap dan membunuh langsung ulat yang ditemukan di areal pertanaman jagung.
- Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis)
Hama ini menyerang pada tanaman jagung masih muda. Tanaman jagung yang terserang mengakibatkan tanaman menjadi roboh dan pada bagian pangkal batangnya terdapat bekas gigitan ulat. Pengendalian yang dilakukan sama yakni menangkap dan membunuh langsung ulat penggerek yang ditemukan di areal pertanaman jagung.
- Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)
Tanaman muda lebih disukai oleh hama ini daripada tanaman yang sudah tumbuh dewasa. Tanaman yang terserang akan patah, layu dan terkulai sehingga tanaman mati. Upaya pengendalian sama dengan hama-hama tersebut diatas yaitu dengan menangkap dan membunuh langsung ulat yang ditemukan di areal pertanaman jagung.
- Ulat Tongkol (Heliotis armigera)
Ulat tongkol ini menyerang buah jagung atau tongkol dengan cara memakannya sehingga kelobot dan biji tongkolnya menjadi rusak. Pengendalian dilakukan dengan cara membuang tongkol yang di serangnya.
- Belalang



Penyakit
Penyakit yang ditemukan menyerang tanaman jagung selama praktikum yaitu bulai jagung (Peronosclerospora maydis). Gejala serangan yang ditimbulkan adalah pertumbuhan tanaman kaku dan merana, terdapat spora di bagian bawah daun berwarna putih, dan terdapat garis cokelat sejajar dengan tulang daun. Pengendalian yang dilakukan untuk penyakit bulai adalah dengan cara mencabut tanaman yang terserang.
e. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada tanaman jagung dibuat menjadi 2 bagian yaitu sebagai berikut.
a. Pengamatan pertumbuhan
Pengamatan ini dilakukan sebanyak 12 kali yang dilakukan setiap minggu. Pengamatan dilakukan sejak 1 minggu setelah tanam sampai saat panen. Parameter yang digunakan untuk pengamatan adalah jumlah daun, tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, bunga jantan, banyak tongkol, dan panjang tongkol. Sampel diambil dengan sistem acak sebanyak 10 sampel. Sampel yang diamati adalah sampel yang sama tiap minggunya. Untuk itu, sampel ditandai dengan menggunakan ajir yang bernomor.
· Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman jagung di persemaian di ukur dengan menggunakan mistar kayu. Pengamatan dilakukan dari minggu I sampai dengan minggu XII. Tanaman sampel yang diukur sebanyak 10 tanaman yang diambil secara acak.
· Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun yang diamati mulai dari minggu I sampai dengan minggu XII yang dilakukan pada 10 tanaman sampel yang diambil secara acak setiap minggunya
· Panjang Daun (cm)
Panjang daun di amati mulai dari minggu II sampai dengan minggu XII. Panjang daun yang diukur adalah daun yang paling panjang dalam setiap tanaman sampelnya. Alat ukur yang digunakan adalah penggaris/mistar kayu.
· Lebar Daun (cm)
Lebar daun yang diamati merupakan daun yang sama yakni yang paling panjang sehingga akan diketahui lebar daun tersebut. Pengamatan lebar daun dilakukan dari mulai minggu II sampai dengan minggu XII dari setiap tanaman sampel. Alat ukur yang digunakan adalah mistar kayu.
Grafik Pertumbuhan Tanaman Jagung (Bisi 16)
Grafik Pertumbuhan Tanaman Jagung | ||||
Umur Tanaman (Hari) | Tinggi Tanaman (Cm) | Jumlah Daun | Panjang Daun (Cm) | Lebar Daun (Cm) |
19 | 46.00 | 5.40 | 34.90 | 3.97 |
28 | 90.10 | 8.70 | 68.50 | 6.93 |
35 | 133.20 | 10.40 | 89.88 | 9.28 |
49 | 210.80 | 12.90 | 91.10 | 10.50 |
56 | 252.60 | 13.70 | 92.00 | 8.41 |
63 | 252.30 | 13.30 | 93.00 | 8.31 |
70 | 255.80 | 13.80 | 97.00 | 8.75 |
77 | 257.80 | 13.80 | 97.00 | 8.75 |
84 | 257.80 | 13.80 | 97.00 | 8.75 |
Dari data pada tabel di atas maka dapat dibuat grafik (kurva pertumbuhannya sebagaimana gambar di bawah ini:

Pada pertumbuhan tanaman jagung ada fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tersebut sangat jelas ditunjukan dengan grafik tinggi tanaman jagung, fase pertumbuhan lambat tanaman jagung antara pengamatan ke 1-3 dan Pengamatan ke 6-9 sedangkan fase pertumbuhan cepat terjadi pada pengamatan ke 4-6 sedangkan fase setelah datang fase generatif, maka pertumbuhan tanaman jagung berhenti sekitar umur tanaman pada minggu ke 9 (sembilan)
f. Panen Jagung
Ciri jagung sudah siap dipanen adalah umur tanaman jagung sudah maksimal, buah jagung telah masak fisiologis, kadar air biji kurang dari 28%, pada dasar biji jagung terdapat lapisan berwarna hitam, biji keras dan bila ditekan dengan kuku tidak tergores, serta daun kelobot telah kering 85%. Pemanenan jagung dilakukan pada umur tanaman 14 minggu setelah tanam.
Cara panen jagung yang masak fidiologis adalah dengan cara mematahkan tangkai buah jagung atau tongkol dengan tangan. Pemanenan terlebih dahulu dilakukan pada tanaman sampel sebanyak 10 tanaman dan ubinan ukuran 5 meter dengan cara mematahkan tangkai tongkol jagung.
§ Pengamatan Panen Jagung
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan sampel pengamatan sebelumnya dan sampel barisan sebagai ubinan untuk memprediksi produksi yang diperoleh. Barisan dibuat sebanyak 1 kali dengan ukuran tiap barisan 5 m. Parameter yang digunakan untuk pengamatan hasil ini adalah jumlah biji/tongkol, jumlah baris biji/tongkol, jumlah biji/baris tongkol, jumlah tongkol, berat biji pipilan basah tiap sampel dan ubinan, berat pipilan kering tiap sampel dan ubinan.
§ Jumlah Biji/Tongkol
Jumlah biji dalam satu tongkol jagung dihitung dengan cara menghitung terlebih dahulu jumlah baris dalam satu tongkol dan jumlah biji per baris lalau dikalikan. Maka diperolehlah jumlah total biji jagung dalam satu tongkol. Pengamatan ini dilakukan hanya pada 10 tanaman sampel saja.
§ Jumlah Biji/Baris Tongkol
Jumlah biji per baris dihitung untuk mengetahui jumlah total biji jagung dalam satu tongkolnya. Pengamatan ini dilakukan pada 10 tanaman sampel saja.
§ Jumlah Baris Biji/Tongkol
Jumlah baris biji dalam satu tongkol perlu diamati dan dihitung untuk mengetahui jumlah total biji jagung dalam satu tongkol. Pengamatan ini dilakukan pada 10 tanaman sampel saja.
§ Jumlah Tongkol
Jumlah tongkol dihitung dari masing-masing tanaman sampel sehingga dapat diketahui rata-rata jumlah biji dalam satu tongkol jagung.
§ Berat Biji Pipilan Basah (gram)
Pengamatan berat bji pipilan basah dilakukan pada 10 tanaman sampel dan ubinan ukuran 5 m. Untuk berat biji pipilan basah pada tanaman sampel ditimbang berat dari setiap tanaman sampel dan dipisahkan. Sedangkan untuk berat biji pipilan basah untuk ubinan disatukan langsung
§ Berat Biji Pipilan Kering (gram)
Pengamatan berat biji pipilan kering dilakukan setelah biji jagung dijemur beberapa hari sehingga diperoleh kadar air sekitar 14%. Setelah kering baru dilakukan penimbangan berapa berat biji pipilan kering untuk setiap 10 tanaman sampel dipisahkan dan untuk biji pipilan yang diperoleh dalam ukuran ubinan. Hasil biji pipilan kering dalam ukuran ubinan untuk mengetahui dan menaksir total produksi setelah dikonversikan ke dalam luasan lahan 1 hektar.
Data Tabel Pengamatan hasil panen (sampel Kelompok I)
Pegamatan/Sample | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
S biji/tongkol | 546 | 672 | 588 | 336 | 630 | 348 | 518 | 574 | 490 | 432 |
S biji/baris | 39 | 48 | 42 | 24 | 45 | 29 | 37 | 41 | 35 | 36 |
S baris biji/tongkol | 14 | 14 | 14 | 14 | 14 | 12 | 14 | 14 | 14 | 12 |
S tongkol | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 |
Berat biji pipilan (gram) | 148 | 150 | 182 | 58 | 184 | 144 | 82 | 132 | 170 | 142 |
Data Ubinan Tanaman Jagung
Sample | Kelompok I | |
Tinggi tanaman | 233,9 | |
S Internodia | 14,5 | |
S Tongkol | 10 | |
- | Panjang Tongkol | 16.5 |
- | Lingkar Tongkol | 16.1 |
- | S baris / tongkol | 13.6 |
- | S biji / tongkol | 513 |
Perkiraan perhitungan produksi dari hasil ubinan
Ubinan | Berat (Gram) |
I | 2256 |
II | 2704 |
III | 2162 |
Perhitungan Perkiraan Produksi:
Luas lahan total/luas ubinan x hasil ubinan
65 m2/3.25 m2x 23.74 Kg = 474.8 Kg
Jadi Perkiraan Produksi Jagung Kelompok I adalah 474.8 Kg
IV.
| IV. KESIMPULAN | |
1. Tanaman Jagung yang ditanam oleh kelompok I merupakan jagung dengan varietas BISI 16 yang memiliki karakter varietas yang nampak adalah: Batang Kokoh, Biji dalam tongkol penuh, pertumbuhan seragam namun tinggi tanaman lebih pendek jika dibanding varietas lain misal varietas Pioneer.
2. Keberhasilan budidaya tanaman jagung dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: faktor alam (curah hujan, kesuburan tanah, kondisi lingkungan penanaman, ketersediaan air dan lain-lain), faktor teknis budidaya (ketepatan dosis pemupukan, ketepatan pengukuran jarak tanam, kedalaman lubang tanam dan lain-lain) dan faktor terakhir adalah faktor manusia (keseriusan dan kedisiplinan dalam berbudidaya)
3. Hal-hal yang menjadi kelemahan dan harus diperhatikan kembali saat akan melakukan budidaya jagung adalah: Ketepatan Pengukuran jarak tanam, hal ini berpengaru terhadap ketepatan dosis pupuk, ketepatan perhitungan hasil panen dan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman yang berimplikasi pada produksi jagung itu sendiri. Selain itu kesungguhan dan keseriusan yang berbudidaya (human), dan juga ketepatan dalam pengamatan tanaman (interaksi human dengan tanaman) sehingga didapati keputusan perlakuan yang tepat untuk tanaman.

Lampiran I
Deskripsi benih jagung yang ditanam kelompok I
Nama Varietas : BISI 16
Golongan Varietas : Bersari Bebas
Umur Varietas Keluar Rambut : Kurang lebih 5 hari
Umur Panen : 85-90 hari
Daya Hasil : 5,0-6,0 ton/hektar pipilan kering

Daun : Panjang dan lebar
Warna daun : Hijau tua
Tongkol : Cukup besar dan silindris
Kedudukan tongkol : kurang lebih di tengah batang
Kelobot : tidak semua tongkol tertutup dengan baik
Biji : Umumnya Mutiara (Flint)
Warna biji : Kuning kadang-kadang terdapat 2-3 biji
Berwarna putih pada satu tongkol
Baris biji : Lurus dan rapat
Jumlah baris atau tongkol : 12-14 baris
Bobot 1000 butir : Kurang lebih 272 gram
Perakaran : Baik
Kerebahan : Cukup tahan
Ketahanan terhadap penyakit : Cukup tahan terhadap bulai jagung
Keterangan : Baik untuk dataran rendah
Lampiran II
Volume Penggunaan Pupuk
Dosis Pupuk / Ha Urea 150 Kg, SP-36 175 Kg dan KCl 75 Kg
Luas lahan 65 m2
Jumlah populasi yang ada adalah 666 tanaman
- Urea
Jumlah Urea yang diberikan adalah sebanyak 1.95 kg untuk luas lahan 65 m2 yang diberikan 2 kali pemupukan yaitu masing-masing 0,975 kg/satu kali pemupukan, maka jumlah pupuk yang diberikan per tanaman adalah

- SP-36
SP-36 diberikan sekaligus pada saat tanam saja. Maka jumlah pupuk ynag diberikan kepada satu tanaman adalah :
![]() |
SP-36 = = = 1,7 gram/tanaman
- KCl
KCl diberikan sekaligus pada saat tanaman, maka jumlah pupuk yang diberikan per tanaman adalah :
![]() |
KCl = = = 2,2 gram/tanaman
Catatan : dari masing-masing jumlah pupuk yang diberikan pada saat pemupukannya adalah dengan cara dicampur aduk secara merata sehingga jumlah pupuk pertanaman pada dasarnya hanya disesuiakan dengan keadaan dan jumlah campuran masing-masing pupuk tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar