I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani, yang memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi. (Sjamsoe’oed Sadjad dkk, 1976). Melihat dari pengertian ini maka benih merupakan komponen yang berperan sangat penting dalam konsep agronomi dan dalam pengembangan usaha tani. Benih yang baik akan menentukan kualitas produksi dan tentu pula akan berimplikasi pada pendapatan petani.
Dalam upaya peningkatan kualitas benih, maka diperlukan sebuah teknologi untuk mengembangkan teori-teori tentang perbenihan dan termasuk didalamnya adalah perbaikan kualitas benih dan identifikasi keadaan benih sebelum ditanam dilapangan, maka dari latar belakang tersebut diperlukan teknologi benih. Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik dari benih, mencakup kegiatan-kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, pengujian serta sertifikasi benih. (Feistritzer, 1975, dalam Karim, 1976). Salahsatu yang menjadi cakupan dalam kegiatan teknologi benih adalah uji Viabilitas dan Vigor benih,
B. Tujuan
Tujuan dari uji Viabilitas dan Vigor benih adalah untuk mengetahui kemampuan benih tumbuh normal dan agar mahasiswa dapat melakukan metode uji kekuatan tumbuh benih.
C. Manfaat
1. Mengetahui metode untuk menguji kekuatan tumbuh benih dan kemampuan benih berkecambah (Vigor dan Viabilitas)
2. Mahasiswa memahami upaya pengujian benih dan kekuatan benih sebagai representasi sebelum benih ditanam dilapangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman, merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang. Dalam konteks agronomi, benih dapat dipandang melalui empat macam titik tolak pemikiran (S.Sadjad, tahun 1977).
Mendasarkan pengertian kepada segi anatomi dari biji. Proses pembentukan biji pada berbagai jenis tanaman tidak sama, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungannya.
Ketidaksempurnaan dalam proses perkecambahan bakal biji akan mengakibatkan terbentuknya biji yang tidak sempurna. Hal ini akan mengakibatkan produsen benih mengalami kerugian karena sasaran kuantitatif maupun kualitatif produksi tidak tercapai.
Salahsatu bagian yang termasuk dalam teknologi benih dalam upaya melihat kemampuan benih adalah uji viabilitas dan vigor benih. Viabilitas adalah kemampuan benih berkecambah dan menghasilkan kecambah normal dalam lingkungan yang optimum (Dr. Sumadi, Ir. MS). Sedangkan vigor benih adalah kemampuan benih untuk tumbuh normal dalam kondisi sub optimal, biasanya dicerminkan dengan keserempakan tumbuh benih. Vigor benih merupakan sejumlah kareakter benih yang menentukan tingkatan kemampuan aktivitas dan menampilkan benih selama perkecambahan, dan munculnya kecambah yang mencerminkan daya simpan benih. Vigor benih yang tinggi dicirikan dengan antara lain: Tahan disimpan lama, Tahan terhadap serangan hama dan penyakit, Cepat dan merata tumbuhnya, Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam kondisi lingkungan yangA sub optimal.
A. Hubungan antara viabilitas dan vigor benih
Penurunan Vigor setelah periode simpan lebih cepat dibandingkan dengan penurunan viabilitas. Selisih nilai viabilitas dan vigor menunjukan laju deteriorasi
B. Cara Penilaian Viabilitas Benih
1. Penilaian dengan metode langsung dan indikasi langsung contoh : uji daya kecambah di atas substrat kertas
2. Penilaian Metode langsung dengan indikasi tidak langsung contoh: uji tetrazolium
3. Penilaian dengan metode tidak langsung dengan indikasi langsung contoh: bobot kering sejumlah kecambah
4. Penilaian dengan metode tidak langsung dengan indikasi tidak langsung, contoh: mengukur kuosien respirasi
C. Macam-macam tipe uji vigor
1. Uji indeks vigor
2. Kerikil Bata
3. Klasifikasi vigor kecambah
4. Laju kecepatan pertumbuhan kecambah
5. Uji penuaan dipercepat
6. Uji daya hantar listrik
7. Uji tetrazolium
8. Uji lingkungan stress
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Vigor Benih
1. Faktor genetis
2. Kondisi lingkungan tumbuh dan ruang simpan
3. Kematangan benih
4. Proses pengolahan benih
5. Jenis Kemasan
III. METODE UJI VIABILITAS DAN VIGOR
Metode yang dilakukan adalah uji kecambah di atas substrat kertas untuk viabilitas dan untuk uji vigor dilakukan uji keserempakan berkecambah dalam substrat kertas yang digulung. Metodologi yang digunakan ada 4 jenis perlakuan antara lain :
1. Metode uji diatas kertas ( UDK )
2. Metode uji antar kertas ( UAK )
3. Metode UKDdp
4. Vigor
A. Tempat dan waktu
Tempat pelaksanaan praktikum Teknologi Perbenihan Uji Viabilitas dan Vigor benih, yaitu di Laboratorium Teknologi Benih STPP Bogor. Waktu pelaksanaan dimulai dari Hari Kamis, 4 November sampai dengan hari Kamis, 11 November 2010.
B. Alat dan bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum Teknologi Perbenihan, Uji Viabilitas dan Vigor benih adalah sebagai berikut :
Alat yang digunakan :
1. Alat pengecambah benih
2. Sprayer
3. Baki
4. Pinset
5. Isolasi
Bahan yang digunakan:
1. Benih Padi
2. Kertas merang
3. Air
4. Lembar plastik
5. Label
C. Langkah kerja uji daya kecambah benih dengan metode UDK
1. Siapkan baki yang akan digunakan.
2. Siapkan kertas merang sebanyak 3 lembar.
3. Rendam dalam air sampai kertas basah. Kelebihan air dibuang.
4. Letakkan kertas yang telah dibasahi diatas baki.
5. Tanam benih Padi sebanyak 100 butir diatas kertas merang dengan cara menyusunnya secara teratur.
6. Lakukan dua kali ulangan.
7. Hitung jumlah kecambah yang tumbuh normal.
Daya berkecambah dianalisa berdasarkan kecambah yang tumbuh normal, bukan yang tumbuh semuanya.
§ Pengamatan pertama 5 hari setelah tanam.
§ Pengamatan kedua 7 hari setelah tanam.
D. Langkah kerja uji daya berkecambah benih dengan metode UAK
1. Siapkan kertas merang berukuran 20 x 30 cm sebanyak 3 lembar.
2. Bentuk lipatan kertas dibagian tengahnya.
3. Rendam dalam air sampai kertas basah, kelebihan air dibuang.
4. Letakkan kertas merang yang telah dibasahi diatas meja, kemudian tanam benih Padi sebanyak 100 butir diatas kertas merang tersebut dengan cara menyusunnya secara teratur.
5. Basahi 2 lembar kertas merang yang lain.
6. Tutup kertas merang yang telah ditanami benih kedelai dengan kertas merang yang sudah dibasahi tadi (yang 2 lembar)
7. Lipat ke 4 sisi kertas kurang lebih 1,5 cm kedalam.
8. Lakukan sebanyak 2 ulangan
9. Hitung kecambah yang tumbuh normal.
Daya berkecambah dianalisa berdasarkan kecambah yang tumbuh normal, bukan yang tumbuh semuanya.
§ Pengamatan pertama 5 hari setelah tanam.
§ Pengamatan kedua 7 hari setelah tanam.
E. Langkah kerja uji daya berkecambah benih dengan metoe UKDdp
1. Siapkan 1 lembar plastik dan letakkan diatas meja praktek
2. Siapkan kertas merang sebanyak 3 lembar.
3. Rendam dalam air sampai kertas basah, kelebihan air dibuang.
4. Letakkan kertas merang yang telah dibasahi diatas plastik, kemudian tanam benih Padi sebanyak 100 butir dalam posisi dua baris diatas kertas merang tersebut dengan cara menyusunnya secara teratur.
5. Basahi 2 lembar kertas merang yang lain.
6. Tutup kertas merang yang telah ditanami benih kedelai dengan kertas merang yang sudah dibasahi tadi (yang 2 lembar)
7. Gulung benih kedelai yang sudah ditanam tadi ke arah panjang kertas, letakkan gulungan dalam alat pengecambah benih.
8. Lakukan sebanyak 2 ulangan
9. Hitung kecambah yang tumbuh normal.
Daya berkecambah dianalisa berdasarkan kecambah yang tumbuh normal, bukan yang tumbuh semuanya.
§ Pengamatan pertama 5 hari setelah tanam.
§ Pengamatan kedua 7 hari setelah tanam.
F. Langkah kerja uji keserempakan berkecambah benih dengan metode UKDdp (Vigor)
1. Siapkan 1 lembar plastik dan letakkan diatas meja praktek
2. Siapkan kertas merang sebanyak 3 lembar.
3. Rendam dalam air sampai kertas basah, kelebihan air dibuang.
4. Letakkan kertas merang yang telah dibasahi diatas plastik, kemudian tanam benih Padi sebanyak 25 butir dalam posisi satu baris diatas kertas merang tersebut dengan cara menyusunnya secara teratur.
5. Basahi 2 lembar kertas merang yang lain.
6. Tutup kertas merang yang telah ditanami benih kedelai dengan kertas merang yang sudah dibasahi tadi (yang 2 lembar)
7. Gulung benih kedelai yang sudah ditanan tadi ke arah panjang kertas, letakkan gulungan diatas meja dengan cara di berdirikan.
8. Lakukan sebanyak 2 ulangan
9. Amati bentuk–bentuk kecamabah normal kuat, normal kurang kuat, abnormal dan mati setiap hari hingga 7 hari setelah tanam.
10. Hitung presentase kecambah kuat.
IV. HASIL PENGAMATAN
V. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan perkecambahan padi maka dapat kami bahas sebagai berikut :
1. Pada hari kedua biji padi sudah mulai keluar bakal akar (radikal)
2. Rata presentase normal kuat pada tiap-tiap uji viabilitas benih (tiga uji ) didapatkan presentase perkecambahan tumbuh normal kuat adalah 80.58%
3. Uji antar kertas merupakan uji dengan presentase perkecambahan terkecil yakni hanya 77.75% hal ini diakibatkan karena substrat kertas merang dalam Uji Antar Kertas (UAK) ini cepat mengering sehingga kondisi benih sulit mendapatkan cadangan sebagai bahan untuk tumbuh normal.
4. Untuk UDK berkecambahnya diatas 80 % karena ketersediaan air cukup, kondisi lingkungan tumbuh juga baik karena ada ruang untuk tumbuh dan berkecambah
5. Sedangkan untuk keserempakan uji vigor mencapai 83% karena kondisi gulungan kertas terus basah sehingga air untuk benih tetap terus tersedia
6. Dari hasil pengamatan keseluruhan terdapat perbedaan-perbedaan viabilitas hal ini memang dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari pengelolaan benih, benih itu sendiri, substrat dan lingkungan tempat hidup benih
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam uji perkecambahan kedelai praktikum ini kami para Mahasiswa dapat mengetahui beberapa cara/metode Uji daya perkecambahan biji kedelai yang baik dan benar sehingga dapat kami ambil kesimpulan antara lain :
1. Uji perkecambahan metode UDK bagi kelompok III merupakan uji dengan presentase perkecambahan tertinggi, sedangkan presentase terendah adalah Uji Antar Kertas (UAK)
2. Vigor benih padi di kedua ulangan yang diujikan dalam pengamatan cukup memiliki vigor yang tinggi .
3. Pengamatan yang intensif dan pengelolaan dalam masa pengamatan termasuk pemberian air (siram substrat ) untuk perkecambahan juga berpengaruh terhadap perkecambahan
4. Banyak faktor yang mempengaruhi viabilitas dan vigor benih
B. Saran
1. Uji vigor sebaiknya dilakukan tiga macam sehingga saling melengkapi dan ditemukan konsistensi hasil dari setiap hasil pengujian vigor benih
2. Untuk memperkaya khasanah tentang teknologi benih sebaiknya diujikan pula metode pengujian-pengujian benih lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar